Bukan karena materi, seseorang bisa berprestasi dan bukan karena
kekayaan, seseorang bisa menjadi yang terbaik, tetapi semua berawal dari
niat yang tulus disertai giat berlatih dan berdoa, seseorang bisa
menjadi juara.
Prinsip hidup inilah yang dijalani oleh Monalisa Maringka (13) siswi
kelas 2 SMP Negeri 2 Kauditan di Treman Sulawesi Utara, pemain unggulan
4 dalam MILO School Competition 2012 Manado. Lisa panggilan akrab anak
keempat dari pasangan France Maringka (52) dan Meigel Maramis (35),
menargetkan jadi juara di MILO School Competition 2012 lewat berlatih
giat dan berdoa.
Pemain unggulan 4 ini mengaku memang dirinya ingin memberikan sebuah
kebanggaan bagi kedua orangtuanya dengan menjadi juara. ''Bapakku jadi
montir dan ibuku guru honorer, mereka sudah bersusah payah membesarkan
aku dan mendorong aku untuk jadi juara, semua memberikan dukungan penuh
kepadaku, seluruh keluarga menonton aku bertanding di GOR Arie Lasut
ini,'' ujar Lisa yang ditemui sebelum mengikuti pertandingan babak
penyisihan.
Meski dalam kondisi ekonomi keluarga yang sederhana, Lisa ingin
menunjukkan suatu saat dirinya bisa seperti Taufik Hidayat, pemain
bulutangkis dunia, hal itu akan dijalani dengan giat berlatih di klub
Pariaman dan di sekolahnya.
Lisa menceritakan ia masuk di klub sejak usia 8 tahun, dibantu oleh
bibinya yang ia panggil Mama Echi, ''Aku harus menghargai jerih payah
orang-orang yang sudah mendukung aku selama ini. Hal yang paling
penting, pantang menyerah dan optimis agar bisa jadi juara di MILO
School Competition,'' ungkap peraih juara I Tunggal Putri SD Kejuaraan
Antar Sekolah tahun 2011.
Lisa mengakui memang belum banyak prestasi yang diraih olehnya. Hal
ini dikarenakan lawan-lawan tandingnya cukup kuat dan serta minimnya
kompetisi di Sulawesi Utara.
Ia mencontohkan saat mengikuti salah satu kompetisi bulutangkis di
Manado pada tahun 2010, dirinya gagal meraih prestasi. Lawannya dari
Pulau Jawa terlalu tangguh, tetapi hal itu ia jadikan acuan untuk
semakin giat berlatih dan menambah jam terbang di lapangan.
''Dengan adanya MILO School Competition, mudah-mudahan akan menjadi
jalanku menjadi pemain bulutangkis nasional. Aku yakin suatu saat itu
bisa terwujud. Untuk lawan tanding hampir semuanya berimbang, sekarang
aku hanya berlatih dengan giat, menjaga stamina serta berdoa,” ujar
Lisa.
Sementara itu Meigel Maramis ibunda Lisa yang ditemui di saat
pertandingan berlangsung, mengatakan secara karakter, anaknya memang
pantang menyerah dan selalu giat berlatih. Untuk itu, dirinya selalu
memberikan semangat dan dorongan, agar Lisa tidak pernah menyerah dengan
keadaan dan terus maju untuk berprestasi.
''Sebagai seorang ibu tentunya saya akan memberikan yang terbaik
bagi anak-anak saya. Dengan kasih sayang dan doa, sangat penting bagi
kemajuan Lisa. Apalagi MILO School Competition ini merupakan kesempatan
sangat besar bagi anak saya untuk mengasah keterampilan bermain
bulutangkis,'' ujar Meigel.
Meigel menambahkan jejak Lisa ini juga diikuti oleh adiknya. Hanya
saja, sang adik memang baru tahapan berlatih dan belum mengikuti
kompetisi seperti halnya Lisa. ''Selain di klub, Lisa juga dilatih
sendiri oleh bapaknya. Ini juga merupakan bentuk dukungan orangtua pada
Lisa,'' tambahnya.
Hasil perolehan nilai sementara untuk babak quarter final kategori
tunggal SMP putri, Winny Kandaouw dari SMP 8 Manado berhasil menang
melawan Enjell Sayouw dari SMP 3 Tondano dengan skor 21:2 dan 21:2.
Sementara kategori tunggal SMP putra masih berada di babak penyisihan 16
besar, Clief Bambi dari SMP Kristen Rurukan berhasil menang WO melawan
Arthur Tumundo dari SMP 2 Kauditan.